Yang indah adalah guratan kening saat kita memaparkan fikirian kita untuk menselaraskan jiwa kita dengan dunia.
Memaparkan, menggambarkan seseorang melalui naluri yang kita miliki adalah insting kosong yang akan membawa kita ke 1001 pertanyaan.
Kalau kita sibuk bertanya “kenapa dia….” bukankah sebaiknya kita memulai kalimat “akan kubuat engkau” ? memang terlihat jahat kan ? tapi siapa yang mendengar kalimat itu kalau bukan sang pemilik udara ?
Engkau ? maksudnya ?
Engkau cinta aku ? engkau setia ? engkau ingkar ? engkau benci ? engkau sayang ?
Yahh… Apapun lah, karena semuanya ada ditangan kita sendiri kan ? bukankah kita yang mengendalikan rasa ? Ataukah kita yang dikalahkan rasa ?