Waktunya bergombal gombal, ahahaha, kalau lagi sendiri, pasti bawaanya jadi begini, huhuhu….
Kau Adalah..
Perlu waktu
Perlu waktu untuk menyadari Ketika mulut berucap “iya†Jiwa enggan mengikuti…. Lalu “tapi†menjadi penyeimbang jiwa… Agar tidak terlalu sakit, Agar tidak dipersalahkan….. Perlu waktu untuk menyadari Saat mata lebih ingin memandang “rasa†dan Enggan melihat “kenyataan†Hingga akhirnya menyalahkan “keadaan†Perlu waktu untuk menyadari Ketika meraih harapan Sebisa mungkin tampa pengorbanan Kalau perlu mengotori jiwa yang suci Perlu waktu untuk menyadari Saat sesal meresapi seluruh kalbu Terlupakan sekerlip satuan waktu…..
Life is only travelled once…
Life is only travelled once… Satu kalimat inggris itu menorehkan bekas di hati Terbias angan akan mimpi indah semalam Dia menyambut pagiku dengan hujan pertanyaan Yang coba kutebas rintiknya dengan bahasa… Aku pun berkata… Haruskah kita terbakar dan binasa dulu untuk melalui ini ? Haruskah kita mati membeku untuk belajar dari kesalahan ini ? Atau haruskah kita menjadi kuat karena bersanding penyesalan ? Haruskah ? Haruskah ! Malam itu aku geram, dan kugigit gigiku mengartikan kalimat itu… Maka mengalirlah…berhembuslah..
Sempurna
[]1 *sebagai backsound* Denting dawai harpa malam iringi desah nafas kita menyatu Saat seucap kata di tiap malam malamku mengantarkan sejuta bunga tidur indah Damaikan aku dengan keindahan yang tak bisa terurai dengan kata-kata Jika kata saja tak cukup, jiwaku pun kan bicara Berpelukan melepaskan kerinduan yang lama tenggelam Hingga biasnya membutakanku….. Andai pagi tak datang mungkin kita abadi dalam mimpi kemesraan Aku baru mengerti apa itu Indah…. Kamu….. Bila matahari begitu cemerlang mengapa cahayanya pudar oleh senyummu itu …..
Hancur
Hanya ingin mengatakan: Ini adalah hari yang terhancur dari semua kehancuran yang kualami Apakah aku masih akan membawa mimpiku Menuju renjana Sedih.. Bahagia… Kecewa.. Pengkhianatan… Patah hati… Bersatu menyelusup setiap sudut relung hati Ah.. Sakitnya..
Tentang kita..
Memilikimu seperti bermimpi memeluk dian ranaMenjadikan kehangatanya bagian dari hidupku yang bersinar pada tabir nya, redup di dalam pangkuan senja…. Apakah setelah ikatan ini aku berarti memilikimu ?Ah entahlah kalau engkaupun ragu…. Lantas, kalau engkau enggan bersinardimana bisa kutemui kehangatan itu…. yang terbit dan tenggelam di hari hariku ? Lalu kalau sang dian rana saja redupBagaimana aku dan duniaku…Gelap gulita… Lalu aku akan terhempas sepi, terhisap hampa, dan terbunuh ngeri… Haruskah kukumpulkan kembali serpihan – serpihan nya?
Ketika kau tanya
Ketika bibirmu berkata “cintakah kamu ?†Raut wajahku pun terlihat datar, sedatar pandangan di ufuk timur Senyumku pun saat berbisik dan berkata “iya†padamu Belum mampu menggeser kedua bibirmu untuk tersenyum dan membuat wajahmu merah merona. Sungguh bukanlah aku yang mampu menerbangkanmu dengan kalimat yang terucap dari bibirku Meyakinkanmu dengan ungakapan bibir ini…. Sejenak bibir ini kaku, otak ini beku, hati dan jantung saling berpacu berdegup Ingin kulontarkan saja kalimat hangat untukmu….
Berhenti Nulis puisi disini
Yup, Sepertinya ngga bisa jadikan ini media yang campur aduk, pengen di segmenin, akhirnya puisi puisi ini ngga akan aku post disini lagi, maaf yah, he he he, bukanya ngga mau nulis puisi lagi, bukanya ngga bisa nulis puisi lagi, atau ngga ada ide, ide ada jutaan, dulu sering posting di kafegaul, tapi sayang, ngorganisirnya susah, apalagi kalau dah jarang posting, wah, ilang ntah kemana tu postingan, kebetulan aku punya blog yang terbengkalai, dulu sejak pertama blog wordpress di buat, aku dapet inviternya untuk menggunakan versi beta nya, eh ternyata sekarang udah keren, dan blogspot kurasa bisa lewat nih, he he he, mengingat featurenya wordpress ini sangat keren, akhirnya aku niatkan untuk memasang postingan puisiku disini, yaaa, aku masih belum bakat menulis, tulisanya masih sederhana, tapi semoga bisa jadi inspirasi dan pada suka.
Cinta di Kejauhan malam
yang kulihat adalah hamparan kata yang membentang distiap pagi, sore, dan malam tampa kusentuh, tampa kudengar, apalagi melihat senyumu sesaat hati ini menjadi semu, namun aku rindu apa daya, aku hanya bisa bentangkan kalimat tentang aku saat ini tentang ceritaku saat ini sesaat aku ragu mungkin ombak akan memisahkan cinta ini seperti jarak aku dan kamu karna terlalu jauh kulabuhkan kapalku hanya mampu berbisik melalui sayup sayup angin malam bahwa
Guratan yang tersirat
Jika sesaat anginya mendera mendekap gemuruh berselimut rindu mendera ombak dengan keheningan bermesraan dengan lembayung senja hati ini gundah, berkata seribu bahasa mencoba jelaskan arti kesunyian Anginpun enggan berkata hanya bertiup dari timur kebarat dari pagi menuju senja selaksa kesatria tampa senjata juga bala tentara ingin menangis untuk cinta, ingin berlabuh ke ketepian ditengah gemuruh ombak dan lambaian topan dan badai sampai menetes air mata untuk kuat kan nahkoda