Heran, Negara yang satu ini mengecam negara negara yang mendevelop tenaga nuklir, bukan untuk senjata, melainkan untuk sumberdaya tenaga listrik, masih saja di kecam, nah nah, sedangkan Amerika sendiri, telah mengembangkan senjata model baru “nuklir juga” gimana coba ? yang terang terangan senjata ? sekarang kalau kasusnya begini siapa yang melarang ? ironic kan….
The Pentagon’s solution: Build a super-slim bomb called a Robust Nuclear Earth Penetrator (RNEP) capable of piercing 20 feet of solid rock and unleashing shock waves on par with a magnitude-7 earthquake.
kabarnya, senjata baru ini di buat untuk menghancurkan daerah daerah tersembunyi, yang di lindungi bebatuan, karena misil ini berfungsi untuk menghancurkan daratan dengan menimbulkan efek gempa yang dashat, jadi kalau ada sebuah daerah yang memiliki tempat rahasia ( bunker atau sejenisnya ) pasti GL-PRO deh, GL-PRO (di Geber Langsung Protol ), julukan nya saja “the bunker buster” memang sikap egoisme yang sangat pelik, kalau melihat negara negara yang kena kecam karena tenaga nuklirnya, sementara mereka membuat senjata sendiri, bagaiman proses bom tersebut menghancurkan targetnya, check this out :
Nuking a bunker, in four steps
A B-2 bomber flying at an altitude of 40,000 feet drops a modified B83 nuclear weapon carrying a 1.2-megaton warhead. It travels 2,000 feet per second toward its ground target.
Assuming the soil is composed of granite, the nuke will penetrate to a depth of 20 feet within 100 milliseconds. Radar sensors on the warhead detonate the nuke once it has plowed to its target depth, releasing the energy of more than a million tons of TNT.
The blast creates a 1,200-foot-wide crater and sends a shock wave traveling 1,116 feet per second through the ground. The wave will destroy everything down to 1,000 feet. Any bunkers deeper than that could survive the blast.
The National Academy of Sciences estimates that the explosion will shoot some 300,000 tons of radioactive debris up to 15 miles into the air. The total number of casualties will vary but could exceed one million, depending on weather, wind velocity and the blast’s proximity to towns and cities.