Aku pernah bilang, kalau rinduku itu seperti sehelai benang, mungkin aku sudah merajut selimut untuk menunggumu, atau kalau rinduku seperti setetes cat warna, mungkin aku sudah melukis mentari di malam hari yaa ? Mungkin juga kalau rindu ini seperti tangga, mungkin tanggaku sudah sampai langit ya… ? atau kalau rindu ini seperti airmata, mungkin aku sudah membuat laut dan ombak yang liar.. Atau mungkin juga ?? rindu ini seperti bumi yang selalu memeluk tanah, melekat, erat, dan tak terpisahkan. Seandainya hujan dapat menerjemahkan bahasaku… ke kamu, mungkin saat ini cuaca sedang penuh dengan hujan badai kali ya?? gemuruh kilatnya saling berpacu hingga berkilauan mengelu elukan namamu. ah lebay nyaaa…. hehehe
Lalu ? ternyata rindu sudah menawanku dalam jeruji berduri yang menyakitkan ya, karena senyummu yang kulihat dipagi hari sudah mulai melukai bagian dalam kulitku ? *Jieehhhh lebay lagi…..Sabar ya, karena kita sedang belajar melihat kehidupan dengan “nilai†bukan dengan “rasa†karena kita memiliki cara untuk membunuh “rasaâ€, dengan “harapan†dan “impian” kan ? kamu lupa ? baca postingan sebelum ini hehehehe. Sabar ya, Menjalaninya mungkin memang sakit, tapi apa sih sakit itu ? bukanya itu bentuk lain dari kebahagiaan…? yang mengganggu sebagian kecil ruang hati, yang disalurkan melalui rasa haru ? seperti ketika aku menggenggam secangkir teh manis panas, memang sakit, namun ketika tanganku menyentuh pipimu, kamu yang kamu rasakan ?
Udara ini memang anugrah, tetapi kamu harus berhati hati ya, karena ketika kita berbagi, kehidupan itu menjadi liar, karena ia tenang dan mematikan, membuat kita berjalan didalam pacuan, atau berlari ? Ya ya ya ya, i know, i know, cinta itu cuman sepatah kata..sejuta dusta ?? (bener gak seh ??) Namun nikmatnya, membuai jiwa. sedangkan racunnya ? sungguh sungguh membius sukma. Hingga luka pun tak terasa… ya ngga ?
Aku juga sabar kok, walaupun aku sedang merindukan sigapmu menghapus kotoran di mukaku, merindukan suaramu yang selalu mengingatkanku untuk sholat bila sudah azannya, merindukan manjamu yang tak berkesudahan, merindukan pijatanmu, merindukan harum wangi mu, bahkan aku rindu bau aceemmm kamu!!, rindu di peluk peluk kamu ketika aku coba memalingkan badan ketika kita akan tertidur, merasa aneh setiap gerakan tidurku tidak ada yang menarik aku, aku terbangun, oh…. kamu ga ada toh. uuuuhh…. uhuk uhuk… ngantuk deh paginya.
Yah, anggap aja aku sedang berbisik kepada hujan, sambil mengigaukan namamu berulang ulang tak berkesudahan, (padahal disini dah jarang ujan) untuk menyampaikan perasaanku pada langit… pada bumi… Kalau aku kangeeeen banget sama kamu. Aku titip dulu cinta di hatimu ya, kamu ingat kan ? bunga dari baja yang terpahat rumit dah mustahil layu itu loh ? yang akan dipakai untuk menerjemahkan diriku. yang membuat dirimu seperti cakrawala yang tak kan pernah selesai kukejar… oh..
Huhahahahahah!!! Lebay banget yah!! Biar, biar saja ini terasa begitu gombal dan murahan, karena kepada siapa lagi aku katakan cinta kalau bukan pada pasangan hidupku ?