Kalau kita tanya ke diri sendiri, siapa yang merubah kehidupan kita ? mungkin sebagian kita akan menjawab, “orang tua tentunya”, “pacar ?”, “lingkungan” ? tapi kalau kita berfikir lebih mikro lagi, ada orang orang yang telah merubah “kebudayaan” kita kebudayaan mendasar, kebudayaan sebagai manusia, siapa dia ? Thomas Alva Edison misalnya (Feb 11, 1847 – Oct 18, 1931) seorang inventor yang telah menemukan phonograph dan bohlam lampu, telah merubah kebudayaan kita, cara berkomunikasi kita, dan merubah kebiasaan kita karena sang inventor telah memegang 1,093 U.S. patents under namanya, katanya:
“Genius is one percent inspiration, ninety-nine percent perspiration.” – Thomas Alva Edison, Harper’s Monthly (September 1931)
Lalu siapa lagi ? Albert Einstein tentunya, lahir dengan membawa theory of relativity dan mass-energy equivalence, E = mc2, kalau kita perhatikan dalam kehidupan kita, berkat sang Eintstein ada laser, baik dalam media air, udara dan gas, lalu kita pun merasakan kehadiran fiber optik, media penyimpanan CD,DVD, DVD Dual Layer, atau dan seterusnya, atau berkat hadirnya 1200 watt CO2 laser dapat memotong lembaran baja setebal ½ inch, atau kita bisa menghitung berapa selisih waktu seseorang jika melakukan pulang pergi ke bintang / planet.
So, what this all about ?
Melihat ke abad ini, terakhir waktu SMA ilmuwan yang saya kagumi adalah Stephen William Hawking seorang Ilmuwan yang memberikan kontribusi dalam bidang cosmology dan quantum gravity, khususnya dalam konteks black holes yang bukunya pernah di beli ayah saya dan di baca oleh saya berkali kali (karna ga ngerti) yang menjadi bestseller A Brief History of Time.
Lalu bagaimana dengan abad ini ? pada zaman nya kita ini, zaman nya digitalisasi, zamanya internet dan software, zamanya social networking, zamanya memajukan teori dan mengembangkan atas apa yang mereka temui tentunya, di abad ini juga kita memiliki orang orang yang bisa dibilang “sangat berpengaruh terhadap kebudayaan umat manusia” setidaknya ada 8 orang yang berpotensi untuk merubah cara hidup dan kebudayaan umat manusia (dikutip dari cnn), diantaranya mereka adalah:
Erich Jarvis, neurobiologist professor ini menginginkan agar manusia dapat berkomunikasi dengan makhluk lain kecuali makhluk gaib bukan hanya manusia saja hal ini memang aneh, tapi ini memang kenyataanya, dimana sang proffesor telah mempelajari bahasa burung dan manusia dengan mempelajari tentang ilmu bagaimana cara kerja otak yang di translasikan kedalam linguistic manusia, dan risetnya kini membawanya ke sebuah penemuan: yaitu seekor burung menggunakan 2 jalur neural yang berbeda untuk mempelajari suara — satu di bagian depan otak dan satu lagi di bagian belakang.Lalu apa hebatnya ? ternyata manusia pun untuk belajar bicara menggunakan cara yang sama. Jarvis mempercayai ini adalah sebuah clue yang revolusioner sejak 300 tahun lalu kita baru mengetahui dimana terdapat kabel khusus dalam otak kita untuk mengenali bahasa. Secara teori Jarvis dan neuroscientist lainya telah memahami genetic blueprint dari cara manusia berkomunikasi, sehingga secara proses nya mereka dapat merubah, susunan genetik kita dan memungkinkan kita untuk lebih mudah untuk mempelajari bahasa yang baru, termasuk bahasa binatangbahkan memungkinkan kita untuk memperbaiki kerusakan otak (geger otak).
Emily Oster, Economist sebagai as lulusan PhD economics di Harvard, Emily Oster memilih untuk memfokuskan perhatinya pada AIDS epidemic di Africa. Secara tradisional, itu adalah bagian perkerjaan dari sociologists, anthropologists, dan organisasi kesehatan dunia. namun dalam waktu umur 26 tahun Oster tidak takut untuk melompat ke bidang science dan bergabung didalamnya. Dia juga tidak ragu ragu untuk bertanya dan memberikan saran kedapa sesuatu yang belum ia dengar sama sekali misalnya saja menangani herpes dan penyakit STDs lainya (termasuk AIDS) ternyata secara signifikan dapat mengurangi penyebaran HIV. Oster juga mempercayai dimana disaat jumlah pengidap HIV terus bertambah di UN, popular press, dan para researchers menukan penyebaran penyakit ini three times lebih tinggi, lebih cepat daripada di Africa.Sebagai seorang economist’s yang memandang masalah ini, Oster telah memaksakan ilmunya untuk mengevaluasi dan melakukan berbagai pendekatan untuk penyebaran AIDS di Africa dan kini dia hadir dengan solusinya.
Hiroshi Ishiguro, roboticist Semua robot terlihat seperti adanya robot,namun berbeda dengan Ishiguro’s robots bentuknya hampir mirip dengan manusia. Sampai banyak orang merasa, tidak nyamnan karena agak seram, terkadang manusia sendiri tidak bisa membedakan apakah ini robot atau bukan. Bagi Ishiguro, sebagai director Osaka University’s Intelligent Robotics Lab, Ishiguro mempercayai robots’ nantinya akan berinteraksi secara natural dengan manusia *seperti di film film*.dan karena penelitian Ishiguro ini mendapat banyak respon mengenai Huma like robots (aka, androids) ini dibandingkan dengan Robots machine-like, sehingga dia pun mempelajari sistem cognitive behavior dari aktivitas manusia. Dengan kulit silicone dan tulang metal buatanya, dia mempelajari bagaimana mimik dan pergerakan manusia, misalnya bernafas, berkedip, dan bahkan perasaan gelisah. dan hasilnya adalah “android science.“
Pardis Sabeti, biological anthropologist menjadi seorang yang biasa saja di kelas menengah Pardis Sabeti telah mencapai sesuatu yang bukan biasa saja– dia telah menemukan efek dari evolusi genetik pada evolusi penyakit manusia *bingung, ulang lagi kalimatnya*. dengan memasukan DNA sequences yang berbeda kedaalam sebuah algoritma yang telah dia buat, Sabeti dapat mencari hubungan penyakit dengan penyakit sebelumnya.Sekarang Sabeti merencanakan untuk menggunakan algoritmanya untuk men dekonstruksi parasit malaria. dengan melihat bagaimana parasite tersebut telah ber evolusi menjadi kebal terhadap obat obatan, dia mengharapkan hal ini mampu mendeteksi hal yang paling genetic dari malaria ini. jika dia berhasil, penyembuhan penyakit di masa depan akan di desain dengan menyerang kelemahan dari penyakit tersebut.Selain itu, Sabeti bukanlah seorang Tikus Lab yang suka nongkrongin lab. dia juga seorang vokalis alt-rock band Thousand Days dan suaranya mirip dengan Liz Phair. dan dia juga mendapatkan Rhodes Scholar dan baru menamatkan summa cum laude dari Harvard Medical School di tahun 2006.
Thomas A. Jackson, aerospace engineer mengendarai pesawat X-wing fighter Luke Skywalker adalah mimpi setiap para aeronautical engineer, dan Thomas Jackson telah membuatnya menjadi reality. Scientist yang berasal dari U.S. Air Force Research Laboratory, Jackson telah melakukan setting untuk supersonic combustion ramjet — aka, the scramjet. dengan memanipulasi oksigen dari atmosphere dan membawa kita naik, sehingga scramjet akan menghilangkan kebutuhan oksigen liquid yang harus di bawa bersama oxidizer untuk pesawat ke luar angkasa.Sementara ini ditemui, ini akan merevolusi sistem perjalanan udara. misalnya bagaimana dengan 2 jam penerbangan dari New York ke Sydney ???? atau ke bulan? dan yang menjadi realitas adalah. dalam bulan April 2007, NASA telah berhasil melakukan test scramjet dengan bahan bakar hydrocarbon engine sampai ke Mach 5.
Sebastian Thrun, probabilistic roboticist adalah seorang professor Stanford yang suka dengan Volkswagen — namun bukan semua Volkswagen tentunya. Thrun’s Touareg adalah seorang autonomous, dan nick namenya Stanley. Mengendarai VW membawanya ke sebuah penemuan tentang obstacle-avoidance software, bersamaan dengan radar systems, video screens, dan laser range finders. Sama seperti pengendara lainya, Stanley membuat sebuah kesalahan, dan akhirnya memasukan program yang dia buat dalam fikiranya. saat ini keputusan Stanley’s bukan karena sesuatu yang absolut, namun karena probabilitas yang ada, yang memberikan dia kesempatan yang lebih natural dan realistic untuk mengatasi reaksi driver.
Nima Arkani-Hamed, particle physicist and applied string theorist Nima Arkani-Hamed memiliki pemikiran yang lebih besar. dia memiliki sebuah theory tentang jagat raya adalah salah satu diatanra jagat raya lain yang tidak memiliki batas — artinya sesuatu yang bisa kita bungkus kedalam pemikiran kita adalah hal yang sangaat kecil sekali.Setelah menjadi Harvard professor pada umur 30, Arkani-Hamed untuk pertama kalinya menyatakan jagat raya ini terbentuk secara dari five-dimensional. lalu dia bergerak ke multi jagat raya (multiverse), yang menteoritis kan kalau jagat raya kita adalah sebuah tempat yang disebut dengan “split supersymmetry,” yang berarti sebagian dari semua partikel memiliki partner partikel.Teori ini akan di uji di Switzerland’s brand-new Large Hadron Collider (LHC), dan jika LHC bisa membuktikan Arkani-Hamed’s partner partikel, ini dapat membuktikan bahwa multiverse adalah asli — dan tempat kita akan menjadi sangat sangat kecil.
Margaret Turnbull, astrobiologist dia meng catalog kumpulan bintang stars mirip dengan men develop sebuah intelligent alien civilizations yang disebut dengan Turnbull’s system dia pun memulainya dengan mengkatalog kan 120,000 bintang, dikurangi dalam listnya menjadi 17,129 (memisahkan bintang yang terlalu panas, terlalu berdekatan, ataupun terlalu aneh), dan dia terus memparser nya dan mendapatkan 100 kandidat. dan kriteria akhirnya adalah sebuah bintang yang ideal setidaknya berumur 3 milyar tahun dan memiliki konten besi yang tinggi (untuk bendapatkan perputaran yang lebih sempurna antar planet). Akhirnya Turnbull’s mind-blowing menjadi penelitian yang akan dilakukan NASA pada 2015, NASA akan melaunch Terrestrial Planet Finder, yang akan menggunakan teleskop luar angkasa untuk melihat planets disekitar solar system kita, dan ini akan dimulai pada Turnbull’s short list.
Thanks to Mas Ariwibowo for the update