From: Iwan Wibawa
rekan beberapa saat lalu saya bertugas di negeri tetangga singapura untuk jangka waktu yang relatif lama, iseng-iseng saya suka memperhatikan iklan lowongan kerja di koran-koran lokal singapura, saya perhatikan beberapa hal yang sangat berbeda dengan iklan-iklan lowongan kerja di Indonesia, dan cara mereka mengiklankan lowongan kerja hampir sama dengan iklan lowongan kerja di negeri yang konon paling maju di dunia yaitu amerika serikat.
beberapa hal yang saya amati sebagai berikut :
mereka tidak pernah membuka lowongan kerja dengan membatasi gender, laki-laki atau perempuan.
mereka tidak pernah mencantumkan batasan usia pelamar.
mereka tidak pernah mencantumkan nilai GPA/IP atau bahkan dengan menyebutkan menyukai lulusan universitas terkemuka atau universitas tertentu.
dan hampir 90 % mereka menyatakan dengan jelas nama dan bisnis utama perusahaan yang membuka lowongan kerja.
5.hampir 75 % mencantumkan salary range yang ditawarkan serta fasilitas dan benefit yang diberikan secara gamblang dan jelas.
Jelas sekali bahwa mereka menerima pelamar berdasarkan kompetensi, kemampuan, serta pengalaman serta skill dari para job applicant.
coba bandingkan dengan iklan-iklan lowongan kerja di tanah air kita yang serba sumir (banyak perusahaan menyamarkan nama perusahaan dan bisnisnya) malu-malu seolah takut ketahuan petugas pajak, membatas usia pelamar (seolah-olah kalau sudah diatas 40 tahun dianggap sudah pikun/uzur bahkan dianggap tidak produktif), kadang-kadang menyebutkan lebih disukai wanita atau sebaliknya (diskriminasi gender), menginginkan pelamar dengan indek prestasi tertentu (seolah-olah kalo indeks prestasinya tinggi dianggap lebih capable dalam bekerja), tidak pernah mau secara terus terang menyebutkan salary range yang ditawarkan, sehingga salary dianggap sebagai salah satu bagian dari seleksi, bukankah yang memiliki keahlian dan pengalaman lebih banyak pasti akan memiliki gaji yang lebih tinggi, kalau sebaliknya perlu
dipertanyakan mengapa? (ingat prinsip : you give peanut you get monkey).